24 Juni 2008

MENGHARGAI ANAK

Di samping kasih sayang, anak juga membutuhkan penghargaan. Karenanya hargailah mereka, agar mereka berkembang menjadi orang yang percaya diri dan pandai menghargai orang lain. Hargailah hak milik mereka, walaupun bagi kita tampak sebagai barang sepele. Hargailah hasil karya mereka, agar mereka tidak tumbuh menjadi orang yang suka menyepelekan orang lain atau takut berkreasi. Hargailah pendapat mereka, sekalipun salah, agar mereka tidak menjadi orang yang takut mengemukakan pendapat. Berikan pujian atau hadiah untuk prestasi mereka, karena hal itu akan mendorong mereka terus berprestasi. Kurangi hukuman atau celaan, karena mereka masih belum banyak tahu tentang hakikat perbuatan mereka atau akibat kesalahan yang mereka lakukan. Maafkanlah kesalahan mereka agar mereka tidak berkembang menjadi anak yang pendendam dan rendah diri.
Untuk memperbaiki kesalahan mereka, berikan kepada mereka keteladanan, atau berikan alternatif kepada mereka. Jangan segan minta maaf kepada anak-anak, jika kita bersalah, karena kesalahan bukanlah monopoli anak muda, biarkan mereka meneladani kerendahan hati kita, sehingga mereka tidak berkembang menjadi orang yang angkuh dan tinggi hati serta tidak mau mengakui kesalahan.
Suatu saat, sejumlah anak-anak menirukan muadzin di mushala Nabi, sehingga menimbulkan kebisingan. Sahabat Nabi Muhammad ada yang memarahi anak-anak itu, tetapi respon Nabi Muhammad ternyata berbeda. Beliau mendekati anak-anak itu, memuji kemerduan suara mereka dan memilih anak yang mempunyai suara paling merdu untuk ditugaskan menjadi muadzin di tempat lain.
Penghargaan Nabi kepada anak-anak juga tergambar dalam hadis yang maknanya lebih kurang sebagai berikut: “Beribadahlah dan jangan sekutukan Allah dengan suatu apapun juga. Berputarlah sesuai dengan irama putaran AlQuran dan terimalah kebenaran dari siapapun juga, anak kecil atau orang tua. Sebaliknya tolaklah kebatilan dari siapapun juga, anak kecil atau orang dewasa.”
Cara pandang positif Islam terhadap anak dan generasi muda dapat dilihat dari ungkapan, bahwa kita harus menyiapkan anak-anak untuk jaman mereka, bukan untuk jaman kita. Pandangan Islam yang sangat sangat futuristik juga tercermin dari ungkapan “anak muda sekarang adalah pemimpin di masa depan”.
Karena itulah, kita mendapati anak muda menjadi tokoh penting dalam sejarah Islam, baik periwayat hadis, penghafal al-Quran bahkan prajurit perang yang tangguh.
Penghargaan orang tua kepada anak muda melengkapi kasih sayang mereka. Penghargaan ini akan mendekatkan jarak generasi tua dan generasi muda, sesuatu yang sekarang banyak dikeluhkan oleh orang tua. Jadi jika ingin menciptakan harmoni antara anak dan orang tua, tengoklah kembali apakah sebagai orang tua kita sudah memberikan penghargaan kepada anak-anak kita? Di antara kesalahan kita adalah banyaknya pembahasan tentang kenakalan remaja yang tidak seimbang dengan minimalnya pembahasan mengenai “kenakalan” orang dewasa, atau kontribusi kesalahan orang dewasa, yang menunjukkan kurangnya penghargaan kepada generasi muda. Wallahu a’lam.







3 komentar:

Anonim mengatakan...

pesan2 yang sangat dibutuhkan oleh orang2 tua kita.
karena kadang mereka terlalu sibuk dengan aktivitas mereka sehingga kurang berperan dalam perkembangan anaknya. ataupun kadang mereka belum bisa menyalurkan kasih sayang mereka walaupun sebenarnya mereka sangat ingin. bahkan kadang mereka sering menyalahkan pendidikan disekolah maupun thd lingkungan atas kenakalan anak mereka ataupun kurang berprestasinya anak mereka walaupun itupun juga sebenarnya kesalahan mereka sendiri yang kurang mampu mendidik mereka.
N.B
artikel tentang anak tambahin dok.

Ariyan mengatakan...

Subhanallah,,setuju dok. bagi seorang anak, bisa jadi orang yang paling ditakuti adalah orang tua. kadang (atau masih sering) banyak orang tua yang suka memaksakan kehendak pada anak2nya.. anak-anak bisa jadi lebih bijak dari orang dewasa. dengan kepolosan mereka, mereka akan mengatakan semua dengan jujur-selama belum ada yang mengajari untuk berbohong.

terasa sekali sekarang,,saat dulu kita dididik orang tua dengan cara yang berbeda, maka saat dewasa anak pun akan bersikap seperti itu. "anak-anak adalah invest akhirat" orang tua saya sering mengatakan untuk mengingatkan saya.

Anonim mengatakan...

subhanallohu...
sdh banyak yg memberi kometar di blog dokter :)
barokallohu..
smg meri byk kemanfaatan